الأحد، 29 سبتمبر 2013

Macam-macam Bimbingan dan Konseling, dan Contoh masalahnya



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Macam-macam Bimbingan dan Konseling
Seperti terdapat dalam perkembangan sejarahnya, bahwa bimbingan dan konseling pada awalnya hanya terbatas pada bimbingan jabatan misalnya, “job selection, job placement”, dan “job training”. Dengan cara ini, efisiensi dalam pekerjaan dapat tercapai dan penempatan orang sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada padanya, sehingga kesulitan-kesulian atau persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pekerjaan dapat dihindarkan.
Seperti yang dikemukakan oleh Blum dan Halinsky, “Briefly, there are there major types of counseling: vocational, educational, and personal. Artinya adalah, ada tiga jenis utama konseling: kejuruan, pendidikan, dan pribadi.”
Dilihat dari perkrmbangannya,  pengertian Bimbingan dan Konseling hanya sebatas pada bimbingan pekerjaan. Disamping itu diharapkan adanya penempatan orang sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada padanya sehingga kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan pekerjaan dapat dihindarkan. Dalam segi pendidikan – seperti yang dirintis oleh Jesse B. Davis. Selain adanya bimbingan dalam pekerjaan yang memunculkan vocational guidance, adapula pendidikan dalam yang merupakan educational guidance.  Banyak masalah timbul karena kondisi pribadi individu yang bersangkutan. Oleh karena itu timbullah bimbingan yang tertuju pada keadaan pribadi seseorang sehingga kemudian muncul yang disebut personal guidance.
Secara teoritis memang dapat dibedakan adanya bermacam-macam bimbingan dan konseling tersebut, tetapi secara praktis sangat sulit dapat dikatakan sangat kecil kemungkinannya untuk memisahkan antara yang satu dengan yang lain. Blum dan Balinsky juga mengemukakan hal yang sama sebagai berikut:
“In reality it is best to consider these types of counseling as aspect of the same thing. Eventhough vocational counseling has the major frame of reference, in this book, it is impossible to admnister vocational guidance without recognizing the implications necessaryin educational guidance”.
Pengertian bimbingan dan konseling menyangkut setiap aspek dari individu, baik fisik, psikis, maupun sosial. Dengan demikian tidaklah mungkin orang mengisolasi tiap- tiap bagian dengan bagian yang lain karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian yang lain. Dalam bimbingan dan konseling pendidikan, faktor pendidikanlah yang merupakan faktor yang menonjol.
Pada umumnya, orang memang membedakan bimbingan dan konseling dalam tiga macam, tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa bimbingan dan konseling hanya terbatas pada tiga macam tersebut. Masih ada jenis bimbingan yang lain, yaitu bimbingan dalam lapangan sosial, misalnya bimbingan perkawinan, kesejahteraan keluarga, kewarganegaraan, dan lain-lain.
B.     Jenis-jenis Bimbingan
Berdasarkan ciri bidang-bidang masalah seperti tersebut, maka menurut
jenisnya bimbingan dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1.      Bimbingan Pendidikan
Bimbingan pendidikan adalah usaha bimbingan yang ditujukan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan dalam bidang pendidikan. Bentuk bimbingan pendidikan ini misalnya menyediakan informasi mengenai jurusan, infomasi mengenai kelanjutan studi, menyelenggarakan layanan orientasi kepada siswa baru, dan sebagainya.
1.      Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar adalah usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan dalam bidang belajar.. bentuk bimbingan belaja misalnya membentuk kelompok belajar, memberikan informasi tentang cara belajar yang baik, memberi nformasi tentang cara mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian dalam belajar, memberikan informasi tentang pola belajar, dan sebagainya.
2.      Bimbingan Pribadi (Personal Guidance)
Bimbingan pribadi adalah usaha bimbingan yang ditujkan kepada siswa dalam usahanya mengatasi kesulitan pribadi. Bentuk bimbingan ini misalnya memberikan konseling, role playing, psikodrama, informasi cara bergaul, dan sebagainya.
3.      Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial adalah usaha bimbingan yang bertujuan membantu siswa mengatasi kesulitannya dalam bidang sosial. Bentuk bimbingan ini misalnya informasi cara berorganisasi, cara bergaul agar disenangi kelompok, cara-cara mendapatkan biaya sekolah tanpa harus mengorbankan belajar, dan sebagainya.
4.      Bimbingan Pekerjaan
Bimbingan pekerjaan adalah usaha bimbingan dalam membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam bidang pekerjaan. Bentuk bimbingan ini misalnya memberikan inormasi mengenai pekerjaan, cara memilih dan menentukan pekerjaan, dan sebagainya.
5.      Bimbingan Dalam Penggunaan Waktu Luang
Jenis bimbingan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengisi waktu langnya dengan kegiatan-kegiatan yang produktif. Karena biasanya dalam keadaan ‘nganggur’ anak akn berpikir hal-hal negatif. Karena itu, sebaiknya waktu senggang tersebut di isi dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya berternak, berkemah, dan sebagainya.





C.    Ragam Bimbingan Menurut Masalah
Dilihat dari masalah individu , ada 4 jenis bimbingan yaitu:
a.       Bimbingan Akademik
Yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
b.      Bimbingan Sosial – Pribadi
Merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Yang tergolong dalam maslah-masalah sosial-pribadi adalah masaalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
c.       Bimbingan Karir
Yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masaalah-masaalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi liingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan dan pemecahan  masalah-masalah karir yang dihadapi.
d.      Bimbingan Keluarga
Merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu ebagai pemimpin/anggota keluarga agar ereka mampu menciptakan keluaArga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan aktif dalam mencapai kehidupan keluargayang bahagia.
D.    Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling memilliki peranan penting, baik bagi individu  yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga (keluarga), maupun masyarakat pada umumnya.
1.      Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuuk untuk mennyelenggarakan pendidikan warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang khusus.
a.       Keterkaitan Pelayanan antara Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling dan Bidang-Bidang Lainnya
Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas. Bidang-bidang terswbut hendaknya secara lengkap apabila diinginnnnnkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengansebaik-baiknya untuk memenuhi secara ooptimal kebutuhan peserta didik dalam proses perkembangannya.Ada 3 bidang pelayanan pendidikan yaitu:
1.      Bidang kurikulum dan pengajaran
2.      Bidang administrasi atau kepeimpinan
3.      Bidang kesiswaan
Walaupun ketiga bidang di atas terpisah namun memiliki arah yang sama yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal peserta didik. Antara bidang yang satu dengan yang lain terdapat hubungan yang saling isi-mengisi.
Dalam bidang bimbingan dan konseling tersebut diwujudkanlah segenap fungsi-fungsi bimbingan dan kenseling melalui berbagai layanan dan kegiatan. Konselor dengan kemampuan profesionalnya mengisi bidang tersebut spenuhnya dengan bekerja sama dengan berbagai pihak yang dapat menunjang pencapaian tujuan pelayanan bimbingan  dan konseling.
b.      Tanggung Jawab Konselor Sekolah
Konselor ini mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan konseling yang menjadi tanggung jawabnnya. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konsellor menjadi”pelayan” bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khusunya bagi terpenuhinya kebutuhan tujuan-tujuan perkembangan masing-masing peserta didik sebagaimana disebutkan Macam-macam tanggung jawab konselor sekolah, antara lain:
v  Tanggung jawab konselor kepada siswa, yaitu bahwa konselor:
ü  Memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik
ü  Menjaga kerahasiaan data tentang siswa
ü  Melakukan  kasus secara tepat.
2.      Tanggung jawab kepada orang tua, yaitu bahwa konselor:
a.       Memberi tahu orang tua tentang peranan konselor dengan asas kerahasiaan yang dijaga secara teguh
b.      Menyedikan untuk orang tua berbagai informasi yang berguna dan menyampaikannya dengan cara yang sebaik-baiknya untuk kepentingan perkembangan siswa
c.       Memperlakukan informasi yang diterima dari orang tua dengan menerapkan asas kerahasiaan dan dengan cara yang sebaik-baiknya.
3.      Tanggung jawab kepada sejawat, yaitu bahwa konselor:
a.       Memperlakukan sejawat dengan penuh kehormatan, keadilan, keobjektifan, dan kesetikawanan;
b.      Menyediakan informasi yang tepat, objektif, luas dan berguna bagi sejawat untuk membantu menangani masalah siswa;
c.       Membantu proses alih tangan kasus.
4.      Tanggung jawab kepada sekolah dan masyarakat, yaitu bahwa konselor:
a.       Mendukung dan melindungi program sekolah terhadap penyimpangan-penyimpangan yang merugikan siswa;
b.      Memberitahu pihak-pihak yng bertanggung jawab apabila ada sesuatu yang dapat menghambat atau merusak misi sekolah, personal sekolah, ataupun kekayaan sekolah;
c.       Mengembangkan dan meningkatkan peranan dan fungsi bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan segenap unsur-unsur sekolah dan masyarakat.
5.      Tanggungjawab kepada diri sendiri, bahwa konselor :
a.       Menyadari kemungkinan pengaruh diri pribadi terhadap pelayanan yang di berikan kepada klien ;
b.      Memonitor bagaimana diri sendiri berfungsi, dan bagaimana tingkat keefektifan pelayanan serta menahan segala sesuatu kemungkinan merugikan klien ;
c.       Selalu mewujudkan prakrasa demi peningkatan dan pengembangan pelayanan profesioanal melalui dipertahankanya kemampuan profesional konselor, dan melalui penemuan-penemuan baru.
6.      Tanggungjawab kepada profesi, yaitu bahwa konselor ;
a.       Bertindak sedemikian rupa sehingga menguntungkan diri sendiri sebagai konselor dan profesi;
b.      Melakukan penelitian dan melaporkan penemuannya sehingga memperkaya khasanah dunia bimbingan dan konseling baik ditempatnya sendiri, didaerah maupun dalam lingkungan nasional;
c.       Menjalankan dan mempertahankan standar profesi bibingan dan konseling serta kebijaksanaan yang berlaku berkenaan dengan pelayanan bimbingn dan konseling.

2.      Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
Warga masyarakat yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling ternyata tidak hanya mereka yang berada di lingkungan sekolah atau pendidikn formal saja. Warga masyarakat di luar sekolah pun banyak yang mengalami masalah yang perlu dientaskan, dan kalau mungkin  timbullah masalah-masalah itu justru dapat dicegah.
a.       Bimbingan dan Konseling Keluarga
Keluarga merupakan suatu persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat. Di dalam keluargalah setiap warga masyarakat memulai kehidupannya, dan di dalam dan dari keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat.
b.      Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas
Permasalahan yang dialami oleh warga masyarakat tidak hanya terjadi dilingkungan sekolah dan keluarga saja, melainkan juga diluar keduanya. Warga masyarakat dilingkungan perusahaan, industri, kantor-kantor (baik pemerintah maupun swasta) dan lembaga-lembaga kerja lainnya, organisasi pemuda dan organisasi kemasyarakatan lainnya, bahan dilembaga pemasyarakan, rumah jompo, rumah yatim piatu dan lain sebagainya, seluruhnya tidak terhindar dari kemungkinan menghadapi masalah.
Dalam lingkungan lebi luas itu, konselor akan berada di berbagai lingkungan, eselain disekolah dan di dalam keluarga, juga ditempat-tempat yang sekarang agaknya belum terjangkau leh pekerjaan profesional bimbingan dan konseling. Konselor profesional yang multidimensional bener-bener menjadi ahli yang memberikan jasa berupa bantuan kepada orang-orang yang sedang memfungsikan dirinya pada tahap perkembangan tertentu, membantu mereka mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari kondisi dan apa yang sudah mereka miliki, membantu mereka menangani hal-hal tertentu agar lebih efektif, merencanakan tindak lanjut atas langkah-langkah yang telah diambil, serta membantu lembaga ataupun organisasi melakukan perubahan agar lebih efektif.
Konselor yang bekerja diluar sekolah dapat mengikatkan diri pada lembaga tertentu (misalnya perusahaan, kantor, dan lain-lain), dapat bekerja sama dengan sejawat dalam suatu "tim pelayanan bimbingan dan konseling.
E.     Jenis layanan BK
Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bantuan bimbingan itu diantaranya adalah sebagai berikut.
a.       Pelayanan Pengumpulan Data tentang Siswa dan Lingkungannya
Merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluasnya, beserta latar belakng lingkungannya.
b.      Konseling
Merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media.
c.       Penyajian informasi dan penempatan
Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangantentang berbagai aspek kehidupan yang di perlukan individu.Layanan penempatan adalah layanan bantuan yang  di berikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya dalam ke arah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya.
d.      Penilaian dan Peneliltan
Layanan penilaian dilaksnakkan unutk mengetahu tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai.



F.     Bidang Masalah
Masalah yang biasa dihadapi siswa secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi enam.
1.      Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan adalah masalah yang dihadapi siswa dalam hubungan dengan masalah pendidikan. Misalnya masalah pemilihan kelanjutan study. Masalah penyesuaian dengan sekolah baru.
2.      Masalah Belajar
Masalah belajar adalah masalah yang dihadapi siswa khusus dalam belajar. Masalah ini merupakan bagian dari masalah pendidikan. Bentuk-bentuk masalah belajar misalnya sukar konsentrasi dalam belajar, kebiasaan belajar yang buruk, sukar menangkap pelajaran, mudah lupa apa yang dipelajari, dan lain sebagainya.
3.      Masalah Pribadi
Masalah pribadi adalah masalah yang dihadapi oleh siswa, yang disebabkan faktor dirinya sendiri. Beberapa contoh masalah pribadi misalnya kecewa ditinggal pacar, sukar bergaul dengan teman, merasa canggung dalam pergaulan, mudah emosi, merasa rendah diri, merasa superior, egois, suka menang sendiri, merasa pesimis dalam hidupnya.
4.      Masalah Sosial
Masalah sosial adalah masalah yang dihadapi siswa dalam seg sosial. Misalnya penyesuaian dengan kelompok seusia, kesulitan dalam penyesuaian dengan masyarakat, terisolir dari kelompok, dan sebagainya.
5.      Masalah Pekerjaan
Masalah pekerjaan adalah masalah yang dihadapi siswa dalam bidang pekerjaan. Masalah pekerjaan akan lebih mendesak pada sekolah-sekolah kejuruan (STM, SPG, SMEA), namun bukan berarti pada siswa sekolah menengan umum tidak ada masalah. Contohnya merasa bimbang akan pekerjaan dimasa mendatang, sulit mencari pekerjaan, tidak memiliki keterampilan tertentu, dan sebagainya.

6.      Masalah Penggunaan Waktu Luang
Masalah ini adalah masalah yang dihadapi siswa dalam menggunakan waktu luangnya, baik waktu luang disekolah maupun dirumah.
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2006) problema yag dihadapi mahasiswa dikelompokkan atas dua kategori , yaitu:
1.      Problema Akademik
Merupakan hambatan / kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam merencanakn, melaksanakn, dan memaksimalkan perkembangan belajarnya. Ada beberapa program studi yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa sebagai berikut:
a.       Kesulitan dalam emilih program studi, jurusan/pilihan mata kuliah yang sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
b.      Kesulitan dalam mngatur wktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan aktivitas perkuliahan.
c.       Kesulitan dalam mendapatkan sumber dan buku belajar.
d.      Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan dan tugas akhir.
e.       Kesulitan dalam memahami buku-buku yangg berbahasa asing, khususnya bahasa inggris.
f.       Kurangnya motivasi/semangat belajar.
g.      Adanya kebiasaan belajar yang salah.
h.      Rendahnya rasa ingin tahu dan ingin mendalami ilmu.
i.        Kurangnya minat terhadap profesi.
2.      Problem Sosial Pribadi
Merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengelole kehidupannya sendiri serta menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial baik di kampus maupun dilingkungan tempat tinggalnya. Beberapa problema sosial pribadi yang mungkin dihadapi mahasiswa adalah sebagai berikut:

a.       Kesulitan ekonomi/biaya kuliah
b.      Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan
c.       Kesulitan dalam menyesuaikan diri dngan teman sesama mahasiswa, baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal.
d.      Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggal mahasiswa, khususnya mahasiswa pendatang
e.       Kesulitan karena masalah-masalah keluarga
f.       Kesulitan karena masalah-masalah pribadi.















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Macam BK
            Pada umumnya, orang memang membedakan bimbingan dan konseling dalam tiga macam, tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa bimbingan dan konseling hanya terbatas pada tiga macam tersebut. Masih ada jenis bimbingan yang lain, yaitu bimbingan dalam lapangan sosial, misalnya bimbingan perkawinan, kesejahteraan keluarga, kewarganegaraan, dan lain-lain.
2.      Jenis BK
·         Bimbingan Pendidikan
·         Bimbingan Pribadi (personal guidance)
·         Bimbingan Sosial
·         Bimbingan Pekerjaan
·         Bimbingan dalam penggunaan waktu luang
3.      Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
·         Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
·         Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
4.      Bidang Masalah
·         Masalah Pendidikan
·         Masalah Belajar
·         Masalah Pribadi
·         Masalah Sosial
·         Masalah Pekerjaan
·         Masalah Penggunaan Waktu Luang
DAFTAR PUSTAKA

Masdudi, 2012. Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah  Cirebon: Al
Tarbiyah Press
Mu’awanah Elfi, 2009. Bimbingan Konseling Islami di Sekolh Dasar Jakarta:
PT Bumi Aksara
Walgito Bimo, 2010. Bimbingan dan Konseling (studi & karir), Yogyakarta:
ANDI
Yusuf Syamsu, 2005. Landasan BK. Program Pasca Sarjana, UPI: PT Remaja
Rosdakarya

الاثنين، 10 ديسمبر 2012

PHOTOKU


BAB 1



BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Quran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar Quran pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasuluallah telah menyaksikan banyak perestiwa sejarah, bahkan kadang terjadi diantara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah, kemudian mereka bertanya kepada Rasuluallah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. maka Quran turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk  pertanyaan yang muncul itu. hal seperti itulah yang dinamakan Asbabun Nuzul.
B.     RumusanMasalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Asbab An-Nuzul?
2.      Apa macam-macam Asbab An-Nuzul?
3.      Apa faedah-faedah mengetahui Asbab An-Nuzul?
C.     Tujuan
1.      Mahasiswa bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan Asbab AnNuzul
2.      Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam dari Asbab An-Nuzul
3.      Mahasiswa dapat mengetahui faedah-faedah mengetahui Asbab An-Nuzul




                                                          




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori
1.      Pengertian Asbab An-Nuzul
SecaraetimologiAsbab An-Nuzuladalahsebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut asbab an-nuzul, namun dalam pemakaiannya, ungkapan asbab an-nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab melatarbelakangi turunnya Al-Quran.
Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama diantaranya:
a.       Menurut Az-Zarkani
Asbab an-nuzul adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubungannya dengan turunnya Al-Quran sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.
b.      As-Shabuni
Asbab an-nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya sesuatu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.
c.       Mana’ Al-Qathan
Asbab an-nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya A-Quran berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.
2.      Perhatian para Ulama terhadap Asbab An-Nuzul
Untuk menafsirkan Al-Quran ilmu ini diperlukan sekali, sehingga ada pihak yang mengkhususkan diri dalam pembahasan mengenai bidang itu. Yang terkenal diantaranya ialah Ali bin Madiri, guru Bukhari dan Al-Wahidi dalam kitabnya Asbabun Nuzul. Menyusul Syaikhul Islam Ibn Hajar yang mengarang satu kitab mengenai Asbabun Nuzul, satu juz dari naskah kitab ini di dapatkan, kemudian As-Suyuthi yang mengatakan tentang dirinya: “Dalam hal ini aku telah mengarang satu kitab lengkap, singkat dan sangat baik serta dalam bidang ilmu ini belum ada satu kitab pun dapat menyamainya, kitab itu aku namakan “LubalulManqul fi As-babinNuzul”.
3.      Macam-macamAsbab An-Nuzul
a.       Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzul
Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat Asbab An-Nuzul, yaitu sharih (jelas) dan muhtamilah (kemungkinan). Redaksi sharih artinya riwayat yang sudah jelas menunjukan asbab an-nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukan yang lainnya.
b.      Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk satu ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab An-Nuzul
1)      Berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk Satu Ayat (Ta’addud As-Sabab wa Nazil Al-Wahid)
Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbab an-nuzul dalam satu versi. Ada kalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat asbab an-nuzul. Tentu saja, hal itu tidak akan menjadi persoalan bila riwayat-riwayat itu tidak mengandung kontradiksi. Bentuk variasi itu terkadang dalam redaksinya dan terkadang pula dalam kualitasnya.
2)      Variasi Ayat untuk Satu Sebab (Ta’addudNazilwa As-Sabab Al-Wahid)
Terkadang suatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya dua ayat atau lebih. Hal ini dalam ‘Ulum Al-Quran disebut dengan istilah “Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid” (terbilangnya ayat yang turun, sedangkan sebab  turunnya satu). Contoh satu kejadian yang menjadi sebab bagi dua ayat yang diturunkan, sedangkan antara satu dengan yang lainnya berselang lama adalah riwayat asbab an-nuzul yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir Ath-Thabari, Ath-Thabrani, dan Ibn Mardawiyah dari Abbas.
4.      Bersesuaian antara ayat dan surat
Mengetahui sebab-sebab turunnya ayat itu mempunyai pengaruh dalam memahami ma’na (arti) dan menafsirkan ayat-ayat mengetahui antara ayat-ayat itu dapat menolong dan membantu memperindah takwil memperhalus pemahaman. Dan untuk itu maka ada diantara Ulama pembahasan ini dijadikan satu karangan.
Kata Az-Zarkasyi, kegunaannya ialah bagian perkataan itu dapat dipertali-talikan satu sama lain. Dengan demikian maka ikatannya itu diperkuat, keadaannya itu menjadi tersusun dalam membina hukum yang bersesuaian bagian-bagiannya itu. Kata Kadhi Abubakar din Al-Arabiy, ayat-ayat Al-Quran ini terikat antara satu sama lain sehingga bentuknya seperti satu kalimat menjadi tempat pengambilan beberapa arti.
5.      Jalan-jalan mengetahui Asbab An-Nuzul
Jalan mengetahui sebab Nuzul ialah: “Riwayat dan penjelasan orang yang turut menyaksikan suasana turun ayat”.
Tentang sebab-sebab turun ayat ini telah di perhatikan di selidiki benar-benar oleh sebagian para Mufasirin. Mereka telah menyusun beberapa banyak kitab yang menerangkan sebab-sebab turun ayat. Para Mufasirin memandang bahwa sebab-sebab turun ayat itu adalah asas bagi memahamkan ayat Al- Quran.
Dan terkadang ayat itu diturunkan untuk menjawab sesuatu pertanyaan yang di kemukakan oleh sebagian sahabat.
a.       Contoh ayat yang diturunkan kepadas uatu kejadian
Rasul SAW pada suatu ketika mengutus Martsad Al-Ghanamy pergi ke Mekah untuk menjemput kaum Islam yang dijumpai oleh seorang perempuan musyrikin yang sangat cantik dan hartawan, yang telah cinta kepadanya. Perempuan itu mengajak melakukan zina, karna Martsad pada ketika itu telah menjadi seorang Islam yang sangat kokoh imannya, maka perintah itu sudah tentu ditolaknya, kemudian karna perempuan itu sangat jatuh cinta kepada Martsad, maka ia meminta agar Martsad mengawininya.
Permintaan itu diterima oleh Martsad tetapi setelah mendapat keizinan dari Rasulullah. Dan ketika itu Martsad telah sampai kembali ke Madinah, lalu ia menceritakan peristiwa itu dan mohon keizinan Rasul untuk beristri dengan perempuan yang mencintainya. Pada kala itu turunlah ayat (QS Al-Baqarah : 221) yang artinya:
Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke nereka, sedangkan Allah mengajak ke Syurga dan ampunan dengan izin-Nya (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran”.
b.      Contoh ayat yang diturunkan sesudah pertanyaan
Ayat yang diturunkan sesudah pertanyaan ialah:
Firman Allah dalam Al-Quran sesudah orang menanya kepada Rasul tentang hal arak danjudi:
(Q.S. Al-Baqarah : 219) yang artinya:
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya“. Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, kelebihan (dari apa yang diperlakukan)“. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan“.
6.      Kaidah menetapkan hukum dikaitkan dengan Asbab An-Nuzul
Apabila seorang perawi menerangkan dengan lafal „sebab“ atau memakai fa‘ ta’aibiyah (fa‘ huruf yang memounyai arti maka/kemudian), yang masuk kedalam materi turunnya ayat sesudah ia menerangkan sesuatu peristiwa atau sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Nabi SAW. Misalnya ia berkata terjadi peristiwa ini Nabi ditanya tentang peristiwa ini, maka turunlah ayat ini.
Maka yang demikian itu merupakan nash/pernyataan yang jelas menunjukan sebab turunnya ayat itu. Tetapi apabila seorang perawi menyatakan ayat ini turun tentang itu, maka abarat ini mengandung dua kemungkinan, yakni: mungkin itu merupakan sebab turunnya ayat tersebut dan mungkin pula mengandung suatu hukum dalam ayat itu.
7.      Kaidah Al-Ibrah
Mayoritas Ulama berpendapat bahwa yang harus menjadi pertimbangan adalah keumuman lafadz dan bukannya kekhususan sebab (al-ibrah bi‘ umum al-lafdzi la bi khusus as-sabab). As-Suyuthi, memberikan alasan bahwa ungkapan yang dilakukan oleh para sahabat dan golongan lain.
Di sisi lain dad juga Ulama yang berendapat bahwa ungkapan satu lafadz Al-Quran harus dipandang dari segi kekhususan dan bukannya dari segi keumuman lafadz (al-ibrah bi khusus as-sabab la bi‘ umum al-lafadz). Jadi cakupan ayat tersebut terbatas pada kasus yang menyebabkan diturunkannya sebuah ayat . adapun kasus lainnya yang serupa, kalupun akan mendapatpenyelesaian yang sama, hal itu bukan diambil dari pemahaman terhadap ayat itu, melainkan dari dalil lain, yaitu dengan Qiyas apabila memang memenuhi syarat-syarat Qiyas. Adapun kasus lain yang serupa dengan kasus tersebut, hukumnya ditetapkan dengan melalui jalan Qiyas.
B.     Analisis
Kata Asbabun Nuzul terdiri atas kata asbab dan an-nuzul. Asbab adalah kata jamak (plural) dari kata mufrad (tunggal), sebab yang secara etimologis berarti sebab, alas an, illat (dasar logis), perantaraan, wasilah, pendorong (motivasi), tali kehidupan, persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber dan jalan.
Yang dimaksud dengan Nuzul disini adalah penurunan Al-Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui parantaraan malaikat Jibril as. Karena itu, istilah lengkap asalnya ialah Asbabu Nuzulil-Quran yang berarti sebab-sebab turun Al-Quran. Namun demikian, dalam istilah teknis keilmuan lazim dikenal dengan sebutan asbab sebabun-nuzul saja, tanpa menyertakan kata Al-Quran karena sudah dikenal luas pengertian dan maksudnya.
Mengacu kepada kedua definisi sebab nuzul di atas, disamping memperhatikan pengertian harfiah dari kata-kata sebab nuzul itu sendiri, dapatlah diformulasikan bahwa sebab nuzul ialah sesuatu yang karena sesuatu itu menyebabkan sebagian atau beberapa ayat Al-Quran diturunkan. Yang di maksud dengan sesuatu itu sendiri adakalanya berbentuk pertanyaan dan kejadian, tetapi bisa juga berwujud alasan logis (illat) dan hal-hal lain yang relevan serta mendorong turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran.
Dilihat dari sudut pandang sebab-sebab ayat Al-Quran diturunkan  (asbabun-nuzul), ayat-ayat Al-Quran dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yakni: kelompok ayat-ayat yang dapat dikenali sebab nuzulnya, dan kelompok ayat-ayat Al-Quran yang tidak diketahui sebab nuzulnya. Atau dalam ungkapan al-Buthi, ada kelompok ayat yang penurunannya dipertautkan dengan sejumlah sebab dan kejadian yang melatar-belakanginya, dan ini jumlahnya relatif lebih banyak. Sedangkan sebagian ayat yang lain, turun tanpa ada sebab nuzul yang mendahului. Ayat-ayat yang turun tanpa sebab yang mendahului ini pada umumnya ialah ayat-ayat yang bertalian dengan kisah umat manusia masa lalu serta sifat-sifat surga dan neraka.
Urgensi dari kedudukan atau fungsi ilmu sebab nuzul dapat dilihat antara lain dari komentar para pakar ilmu-ilumu Al-Quran tentang peranan asbabun-nuzul. Diantaranya Ibn Daqiq al-Id yang menyatakan:
Mengurai sebabun-nuzul Al-Quran adalah merupakan (salah satu) cara yang kuat (penting) dalam memahami makna Al-Quran.
Kata Ibn Taimiyyah (661 – 728)
Mengenali sebab nuzul menolong (membantu) seseorang untuk memahami ayat Al-Quran, karena pengetahuan terhadap musabbab (yang dikenai sebab).
Berkata Al-Wahidi:
Tidaklah mungki seseorang (bisa) mengenali penafsiran ayat Al-Quran tanpa berpegang teguh dengan kisah-kisahnya dan tanpa menerangkan sebab turunnya.
Syekh Abu Fath al-Qusyairi, juga mengatakan:
Penjelasan tentang sebab nuzul adalah merupakan metode yang sangat kuat dalam memahami makna-makna kitab Allah yang Maha Agung.
Pernyataan senada dengan ulama-ulama klasik di atas, dikemukakan pula oleh beberapa orang ulama kontemporer. Diantaranya Ahmad Amin, yang menyimpulkan: “Pengetahuan tentang sebab nuzul merupakan salah satu pertolongan besar dalam memahami maksud suatu ayat; dan ketidak-tahuan seseorang terhadap sebab nuzul niscaya akan menjerumuskannya ke dalam kesalahan”.
Memperhatikan berbagai pandangan ulama tentang eksisitensi dan fungsi asbabun-nuzul dalam menafsirkan al-Quran, dengan segala pendapat dan komentar masing-masing dapat disimpulkan bahwa betapa urgen keberadaan dan kedudukan/fungsi ilmu asbabun-nuzul sebagai bagian tak terpisahkan dari ilmu-ilmu al-Quran pada umumnya dan dalam menafsirkan al-Quran pada khususnya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Allah menurunkan Al-Quran kepada Rasul kita Muhammad SAW untuk petunjuk bagi umat manusia. Turunnya Al-Quran itu merupakan berita yang menakjubkan, dikumandangkan ditempatnya kepada penghuni bumi dan langit. Mula-mula turunya Al-Quran itu pada malam Qadar, yang disampaikan oleh makhluk langit yaitu Malaikat Allah untuk menghormati umat Muhammad yang dimuliakan Allah. Dengan risalah baru ini maka umat Muhammad yang dilahirkan di tengah manusia yamg banyak.
Turunnya yang kedua kali berbeda dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumya. Merupakan pengaruh dahsyat yang dalam hal ini terjadi perdebatan sengit, sehingga pada hakikatnya orang-orang dapat mengetahui hikmah ilahi yang tersembunyi. Rasul mendapatkan risalah itu bukan hanya sekaligus. Di dalamnya bertumpuk apa yang menjadi angan-angan orang yang sombong. Wahyu yang diturunkan itu mencekam kedalam lubuk hati Nabi SAW.












BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Anwar, Rosihon. 2006 Ulumul Quran Bandung: Pustaka Setia
Anwar, Rosihon. 2012 Ulum Al-Quran Bandung: CV Pustaka Setia
Ash-Shiddieqy, Hasbi. 1980 Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir
Jakarta: Bulan Bintang
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Teungku. 1999 Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran
dan Tafsir Semarang: PT Pustka Rizki Putra
Marzuki, Kamaluddin. 1994 Ulumul Al-Quran Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mudzakir. 2011 Stidi Ilmu-Ilmu Al-Quran Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa
Quthan, Mana’ul. 1998 Pembahasan Ilmu Al-Quran Jakarta: PT Rineka Cipta
Syadali, Ahmad. 2000 Ulumul Quran Bandung: CV Pustaka Setia
Suma, Amin, Muhammad. 2004 Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran 3 Jakarta: Puataka Firdaus
Supiana. 2002 Ulumul Quran Bandung: Pustaka Islamika